Creatoku melakukan social experiment yang bertujuan menyelamatkan seseorang dari manusia iseng di Facebook. Social Experiment ini juga dalam rangka mengedukasi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam bermedia sosial. Tulisan ini mendeskripsikan apa yang kami lakukan dan akan disajikan dalam beberapa bagian.…
Berterima Kasihlah Kepada Mie Instan
Banyak yang bilang kalau kebanyakan mie instan itu tidak sehat, atau nanti menderita penyakit tertentu. Jarang sekali mereka bilang hal positif tentang mie instan. Tapi uniknya justru pengkonsumsi mie instan semakin banyak bahkan di negara Afrika ada yang menganggap kalau mie instan produksi Indonesia adalah barang yang berharga dan menjadi favorit.
Mie memang bukan makanan khas Indonesia tapi sudah menjadi makanan lapis kedua selain nasi. Nasi dan mie instan adalah sumber karbohidrat. Bahkan ada yang makan mie instan dicampur dengan nasi, alasan utamanya makan mie saja tidak kenyang, dan hanya nasi yang mengenyangkan. Berarti makan itu yang penting kenyang, rasa nomer sekian.
Mie instan jika dilihat lebih mendalam lagi dengan jujur banyak membantu kita semua terutama dalam kondisi ‘kepepet’ atau ‘irit’. Mie instan menjadi pilihan utama saat lapar dan tidak mau report memasak dengan aneka bahan yang membutuhkan waktu untuk dapat menikmati. Mie instan itu praktis dan terlebih ekonomis. Mie instan akrab dengan orang ‘kesusahan’, buktinya saat terjadi bencana atau darurat, mie instanlah yang dengan gagah dan sukarela plus ikhlas mengisi perut kita semua. Diakui atau tidak, mie instan punya jasa yang besar, dan kita lebih sering mengabaikan bahkan tidak mengucapkan terima kasih.
Kalau kalian pernah ngekos, begadang ngerjain tugas kuliah atau merencanakan masa depan dan akhirnya kalian lulus dan tercapai keinginannya, harus berterima kasih kepada mie instan. Kalau perlu ucapan terima kasih ini ditaruh diurutan utama mengingat jasanya sangat besar.
Mengingat saat kalian berjuang dulu disaat sekarang ini mungkin tertawa, tapi saat dulu kelaparan dan tidak cukup uang untuk beli makanan, mie instan-lah yang menolongnya. Kelaparan itu mungkin miris sekali merasakannya, tapi mengingat kembali tak terasa bibir tersenyum dan mata tetiba berair. Keharuan sekalian kelucuan.
Terima kasih mie instan, kaulah yang memberikan energi saat aku tak berdaya untuk mendapatkan lebih makanan kesukaanku. Terima kasih, kau bagian dari langkah hidupku.
Orange House 27082017
This Post Has 0 Comments